Bupati Kasmarni Berharap, Lomba Berzanji Momentum Lestarikan Khazanah Melayu
dibaca: 214 kaliBerita Sebelumnya
- Berita Kehilangan Surat Tanah Atas Nama Bukhori, HS
- Pemdes Pematang Duku Ikuti Pawai Taaruf Sukseskan MTQ Ke - 57 Kecamatan Bengkalis
- Info Kehilangan Surat Tanah Atas Nama Bukhori, HS
- PMII Bengkalis Bersinergi Dengan PLN Bengkalis: Wujudkan Akses Listrik Gratis Lewat Program Light Up
Berita Terkait
- Masjid Raya Baitul Muttaqin Desa Pematang Duku Timur Dilengkapi Waktu Sholat Digital
- Dosen Elektro Polbeng Serahkan Running Text Waktu Sholat ke Musholla Nurul Ihsan Desa Wonosari
- Pemprov Riau Perpanjang Program Keringanan Pajak Kendaraan Hingga 15 Desember
- Bupati Kasmarni: Penyusunan Peta Resiko, Wujudkan Pembangunan Akuntabel dan Adaptif
- Bupati Kasmarni Terima Dua Sertifikat KIK Dari Kementerian Hukum RI
- Bupati Kasmarni Bangga, 21 Tokoh Pramuka Bengkalis Raih Lencana Panca Warsa
BENGKALIS, - Bupati Bengkalis Kasmarni, diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Bengkalis, H. Toharuddin, berharap Lomba Berzanji Marhaban se-Kabupaten Bengkalis tahun 2025 dapat menjadi momentum melestarikan seni, budaya, serta tradisi masyarakat Melayu Islam agar tidak hilang ditelan zaman.
Harapan tersebut disampaikannya saat menghadiri lomba berzanji marhaban yang ditaja Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Mandau, Jumat 22 Agustus 2026, di halaman Balai Adat LAMR Kecamatan Mandau.
Toharuddin mengatakan, lomba ini bukan hanya sekadar ajang unjuk kebolehan, melainkan juga ikhtiar memperkuat khazanah budaya Melayu yang identik dengan Islam, sekaligus menumbuhkan kecintaan generasi muda kepada Rasulullah SAW melalui pembacaan kitab Berzanji yang sarat makna spiritual.
"Kitab Berzanji adalah karya yang menceritakan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW sejak lahir hingga wafat. Dengan membacanya, selain bershalawat kepada Rasul, juga memperkokoh kecintaan kepada junjungan umat, Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini perlu kita jaga agar diwariskan kepada anak cucu dan generasi selanjutnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, mantan Camat Pinggir ini menilai arus modernisasi membuat tradisi pembacaan Berzanji Marhaban mulai terpinggirkan. Padahal, sejak dahulu kegiatan ini kerap menjadi bagian dari prosesi aqiqah maupun peringatan Maulid Nabi. Kini, sebagian tradisi itu mulai hilang, sehingga dikhawatirkan generasi muda Melayu lebih tertarik pada budaya modern dan melupakan warisan budaya religi mereka sendiri.
“Oleh karena itu, melalui lomba ini, kami berharap seni membaca Berzanji Marhaban dapat kembali bergema, bukan hanya di panggung perlombaan, tetapi juga dalam kehidupan masyarakat. Tradisi ini menyimpan nilai luhur yang bisa dijadikan pedoman dalam kepemimpinan, etika, perilaku, maupun kearifan lokal lainnya,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Toharuddin juga berharap lomba Berzanji Marhaban terus digelar secara berkelanjutan dari tahun ke tahun, sehingga semakin memperkuat identitas budaya Melayu Islam di Negeri Junjungan.
"Untuk seluruh peserta, penggiat seni dan budaya, serta organisasi kepemudaan, teruslah berkreasi, berekspresi, dan berinovasi dalam memberdayakan serta mengembangkan adat, seni, dan budaya Melayu Islami ini. Dengan begitu, semangat keagamaan dan kebersamaan masyarakat akan semakin tumbuh dan terjaga,” tutupnya.
Sebagai tambahan pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan penanaman pohon buah buahan di Halaman Balai Adat LAMR Kecamatan Mandau.**
Penyunting : SUPIAN
0 Komentar
Tulis Komentar
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.

