Tata Maulana Sebut Banyak Kejanggalan OTT yang diarahkan ke Gubri Abdul Wahid
dibaca: 1922 kaliBerita Sebelumnya
- Berita Kehilangan Surat Tanah Atas Nama Bukhori, HS
- Pemdes Pematang Duku Ikuti Pawai Taaruf Sukseskan MTQ Ke - 57 Kecamatan Bengkalis
- Info Kehilangan Surat Tanah Atas Nama Bukhori, HS
- PMII Bengkalis Bersinergi Dengan PLN Bengkalis: Wujudkan Akses Listrik Gratis Lewat Program Light Up
Berita Terkait
- Tata Maulana Sebut Banyak Kejanggalan OTT yang diarahkan ke Gubri Abdul Wahid
- OTT KPK Terhadap Gubernur Riau Syarat Kejanggalan Prosedural
- Andrika Desrianto : Olahraga Sehat, Ekonomi Masyarakat Bergeliat
- Juwandi Raih Penghargaan Muda30 Award 2025 di Jakarta
- UKM Kesenian Bathin Alam Sukses Gelar Festival Band di Acara Polbeng Fest 2025
- Berita Kehilangan Surat Tanah Atas Nama Bukhori, HS
PEKANBARU, - Tenaga Ahli Gubernur Riau Tata Maulana yang ditahan bersama gubernur Abdul Wahid oleh komisi pemberantasan korupsi (KPK RI) akhirnya dibebaskan pada rabu (4/11/25) dini hari pukul 03.00 WIB, setelah melewati pemeriksaaan selama dua hari, sejak ditahan senin di mako brimob pekanbaru lalu dipindahkan ke gedung KPK dikawasan kuningan jakarta selatan.
Tata saat jumpai awak media menceritakan kronologis kejadian, ia merasa banyak kejanggalan yang terjadi, diantaranya peristiwa OTT yang terjadi dikantor PUPR langsung dikaitkan dengan gubernur.
"Pada waktu sekitar pukul 13.00 lewat, gubernur wahid sedang menerima tamu bupati siak, kapolda, dan menyusul bertamu wagubri sf harianto" cerita tata.
Selang beberapa saat sekitar pukul 15.00, lanjut cerita tata "saya mendapat info dari walpri, ada pihak yang datang menyita hp petugas satpol langsung menggertak mencari nama, dimana tata, nomor plat mobil ini, mendengar laporan itu saya merasa heran, kenapa mencari saya, belakangan baru tau itu adalah rombongan KPK" lanjut tata lagi bercerita.
"Saya tidak langsung melapor dengan gubernur yang sedang menerima tamu tersebut, hingga kemudian tamu-tamu pulang, lalu setelah itu ia (gubernur :red) mengajak keluar untuk mencari tempat ngopi, itu sekita pukul 16.00 wib, saya dimobil terpisah bersama protokol dibelakang, sepanjang perjalanan itu baru saya tau ada berita OTT dikantor PU sekitar pukul 13.00 sebelumnya" cerita tata lagi.
Tata yang pada saat itu mendampingi gubernur juga mengatakan, saat sampai dilokasi tempat kopi di jalan paus, ia baru mengatakan ada berita OTT di kantor PUPR.
"setelah sampai dilokasi tempat ngopi, yang diarahkan kabag protokol, saya baru menyampaikan bahwa ada berita OTT di kantor PUPR, beliaupun membuka-buka berita saat itu, betapa terkejutnya kami saat itu tidak berapa lama setelahnya, sekita pukul 17.00 tiba-tiba KPK datang menyergap gubernur, sekita langsung menyita hp bapak gubernur" lanjut tata lagi.
"Setelah hp d sita, lalu hp gubri dipaksa untuk dibuka dan disadap saat itu juga, mungkin diklowning isi datanya, Petugas KPK langsung mengatakan, kami ada menemukan barang bukti berupa uang dikantor PU. saya sempat bertanya apa kaitan dengan gubernur, petugas KPK langsung minta tetap koorporatif" cerita tata lagi.
Tata maulana juga mengatakan, ia sendiri ditanya siapa nama "saya jawab tata maulana, petugas KPK itu juga mengatakan oo kamu juga target, nanti tolong ikut, saya pun bertanya-tanya, apa kaitannya, saya merasa hampir tidak pernah berhubungan dengan pihak PU" ungkap tata lagi.
Tata yang juga disebut orang dekat gubernur ini lanjut bercerita "kami dibawa kemako brimob, sampai disana pas saat azan maghrib, setelah diperiksa malam dimako brimob, saya baru memahami, ada pengakuan sepihak dari pegawai PUPR yang ditahan, uang yang di OTT ditangan mereka mau diserahkan ke pak gubernur, lalu membuat pengakuan mereka diperas, inilah kejanggalan selanjutnya, yang terkesan sangat dipaksakan, seperti sudah terencana dengan rapi".
Tata juga menceritakan, ia sangat merasa sedih melihat gubernur yang kebingungan saat itu, tiba-tiba disergap, hp disita dan setelahnya langsung ditahan.
"Belum lagi sampai dimako berimob, saya melihat waktu disiakan baik berita nasional, lokal naik secara serentak, kalau dilihat waktunya bersamaan, seperti ada indikasi dibuat serentak dan sudah disiapkan berita itu sebelumnya, dengan judul gubernur riau di OTT KPK" ceritanya sambil meneteskan air mata.
Lebih lanjut tata juga bercerita, dirinya seperti ditarget, tetapi setelah diperiksa tidak ada keterlibatan dirinya dalam peristiwa itu. "saya juga heran, karna memang saya tidak pernah berhubungan dengan PUPR, tetapi saya seperti ditarget, karna pertanyaan BAP terhadap saya menyanyakan apakah pernah mendengan ada perintah permintaan 5%, apakah pernah mengetahui jika ada penyerahan uang ke gubernur, apakah saudara tau ada pertemuan dengan kadis dan UPT nya dengan gubernur, saya bantah semua, karan memang saya tidak pernah mendengan dan mengetahuai" cerita tata lagi.
Tata juga menduga penetapan tersangka terhadap gubernur sangat tidak berdasar.
"bagaimana mungkin pengakuan sepihak dari dinas PUPR bisa langsung menjerat gubernur, ia bilang uang itu untuk gubernur, bahwa mereka diperas dan dipaksa, sampai meminjam-minjam uang ke bank, itu semua harus bisa dikonfirmasi kebenarannya, apakah ada riwayat elektronik perintahhnya, atau dokumen, atau rekaman, jangan hanya pengakuan tuduhan sepihak saja dijadikan landasan" jelas tata lagi.
"Terlebih dalam kronologisnya, PUPR yang di OTT itu mengakui ada bahasa gubernir matahari hanya satu, yang kemudian ditafsirkan sebagai bentuk ancaman, pernyataan itu juga harus dikonfirmasi dulu, baik rekaman, video, sehingga terkonfirmasi kebenarannya, selama diperiksa saya tidak mendengan adanya rekaman, sadapan yang diperdengarkan, minimal sebagai petunjukan awal, saya menduga dasar tuduhannya hanya pengakuam sepihak daru kadis PU, Sekretaris dan UPT untuk menjerat gubernur" ungkap tata lagi.
tata juga berharap dan berdoa semoga ada keadilan bagi gubernur riau.
"Masyarakat tentu bisa menilai, kejanggalan-kejanggalan yang terjadi selama proses OTT, saya baru tau jumlah OTT PUPR jumlahnya 750 juta, lalu rumah salah satu UPT digeledah ditemukan lagi 50 juta, untuk menambah barang-barang bukti lagi karna dirumah dinas kediaman tidak ditemukan uang, rumah pak gub yang dijakarta digeledah, uang tabungan beliau disita, ditempat berbeda dari peristiwa OTT, apakah ini benar ??janggal pastinya, semoga ada keadilan bagi gubernur riau" harap tata
Terakhir tata juga meluruskan pemberitaan yang memframing dirinya menyerahkan diri ke gedung KPK.
"Saya tidak menyerahkan diri, saya tertinggal dari rombongan yang diberangkatkan pagi, sehingga baru siang pukul 14.30 baru diberangkatkan ke KPK, karna pemeriksaan BAP saya belum selesai saat di mako brimob" tutup tata.**
Penyunting : SUPIAN
0 Komentar
Tulis Komentar
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.

