Urgensi Dosen Doktor di Tiga Wilayah Pesisir (Dumai, Bengkalis dan Meranti)
dibaca: 3946 kaliBerita Sebelumnya
- Cagubri Abdul Wahid Targetkan Ekonomi Riau Tumbuh Diatas 7 Persen
- Resmikan Posko Pemenangan di Ujung Batu, Abdul Wahid Dapat Dukungan Tokoh Rohul
- Resmikan Posko Pemenangan di Ujung Batu, Abdul Wahid Dapat Dukungan Tokoh Rohul
- Agar Pembangunan Lebih Merata Abdul Wahid Bertekad Memekarkan Kab/Kota di Riau
Berita Terkait
- Cegah Covid 19, Koptu Dedi Terapkan Aturan Prokes di Pasar Tuah Serumpun KM 4 Perawang
- Serda Mustaqim Terapkan Aturan Prokes di Pasar Terubuk Bengkalis
- Pantau Karlahut, Anggota Koramil 11 Kandis Pelda Rahman S Giat Laksanakan Patroli Prokes
- Merasa Dirugikan, Forum Senior Hipmi Bengkalis Kecewa Dengan Sikap Ketua Caretaker Riau
- Putus Covid 19, Koptu Franky Giat Lakukan Sosialisasi Prokes di Kecamatan Pusako
- Putus Covid 19, Koptu Franky Lakukan Sosialisasi Prokes di Kecamatan Pusako
O P I N I - Seiring dengan mulai tumbuhnya antusiasme, rasa percaya dan harapan masyarakat terhadap perguruan tinggi yang ada di wilayah Pesisir Riau berbanding lurus dengan marak berdirinya berbagai perguruan tinggi di wilayah tersebut. Berbagai jurusan dan program studi dibuka sehingga memberikan alternatif kepada calon mahasiswa untuk memilih bidang mana yang diminati.
Tiga wilayah pesisir Riau ini sesungguhnya merupakan wilayah yang sangat strategis untuk dijadikan sebagai pusat pendidikan, karena secara geografis berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, baik dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kerjasama ini sangat dibutuhkan bagi institusi pendidikan dan khazanah keilmuan.
Namun di samping antusiasme, rasa percaya dan harapan masyarakat serta marak berdirinya perguruan tinggi di wilayah ini belum sepenuhnya didukung dengan ketersediaan dosen yang telah menyandang gelar Doktor. Padahal seseorang apalagi dosen yang telah menyandang gelar Doktor membuktikan tingkat kepakarannya terhadap keilmuan tertentu dan diakui secara akademik. Bahkan tahapan-tahapan yang dilalui melalui seleksi yang sangat ketat hingga mereka mampu menyelesaikan studinya.
Berdasarkan wawancara ringan/ bual-bual kedai kopi dengan beberapa kandidat Doktor yang merupakan dosen di wilayah ini menyatakan bahwa kendala yang paling berat dihadapi adalah faktor biaya. Kalau persoalan materi kuliah, tugas yang dibebankan sesungguhnya mereka tidak terlalu permasalahkan karena memang secara akademik sesungguhnya mereka mampu untuk menyelesaikan. Biaya yang dibutuhkan bagi seorang dosen untuk menyelesaikan studi S3 nya berkisar antara Rp. 180.000.000 – Rp. 250.000.000 baik dalam negeri maupun luar negeri.
Sebenarnya program Doktor bagi dosen di wilayah ini bisa dilakukan dengan berbagai macam pola. Masing-masing daerah bisa mentargetkan 1 (satu) tahun 5 (lima) dosen Doktor karena wilayah ini memiliki sumber pendapatan yang cukup besar. Selain itu, juga bisa melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) bagi korporat yang berada di wilayah ini. Sehingga 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun yang akan datang dosen-dosen di wilayah ini sudah 80% bergelar Doktor.
Oleh sebab itu, dosen-dosen yang bergelar Doktor idealnya sudah harus mulai dipersiapkan di wilayah ini sedini mungkin demi terwujudnya harmonisasi suasana akademik karena cukupnya dosen yang memiliki tingkat kepakaran terhadap keilmuan tertentu dan terwujudnya pusat pendidikan yang berkualitas.
Penulis : Risman Hambali, ME, Dosen STAIN Bengkalis
Print Berita0 Komentar
Tulis Komentar
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.